Memahami Ekspresi Emosi
PENDAHULUAN
Banyak orang mengatakan, bahasa
adalah alat komunikasi. Tentu saja pernyataan ini tepat, karena dengan
bahasa komunikasi antara manusia dapat terjalin. Namun, apakah fungsi
bahasa hanya terbatas sebagai alat komunikasi?
Bahasa memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai alat ekspresi, integrasi, untuk tujuan praktis,artistik dan filosofis. Melalui bahasa, manusia dapat mengekspresikan apa yang tengah dirasakan atau dipikirkan. Pikiran dan perasaan tersebut direalisasikan dalam bentuk ragam bahasa verbal dan nonverbal.
Contohnya, ketika seseorang sedang sedih atau senang akan mengekspresikannya dengan menulis buku harian, menulis puisi, lirik lagu, cerita ataupun karya tulis atau pun bentuk bahasa tulis lainnya. Sedangkan ekspresi bahasa non verbal, yaitu ketika manusia mengekspresikan emosinya dengan menangis, menari, melontarkan kalimat – kalimat amarah, dan lain – lain.
Dengan membahasakan ekspresi tersebut
manusia akan merasa tenang dan terbebas dari tekanan emosi yang
dirasakannya.
Sebagai contoh kasus yang riil adalah video luapan
emosi Marshanda. Aksi nekat yang ia lakukan tersebut merupakan ekspresi
dari emosi yang ia miliki.
Dalam video itu, ia menangis, berteriak,
menyanyi meluapkan emosinya secara non verbal. Entah tindakannya
tersebut hanya untuk mencari perhatian semata atau memang murni diluar
kesadaran. Apapun itu, aksi tersebut jelas menggambarkan bagaimana
bahasa memiliki fungsi ekspresif, sarana efektif dari belenggu yang
menghimpit batin.
Pengertian Emosi
Menurut Chaplin (2000) emosi
merupakan suatu keadaan terangsang dari organisme, mencakup perubahan
yang disadari, mendalam sifatnya dan perubahan perilaku. Di dalam
Goleman (1999) disebutkan bahwa emosi adalah suatu perasaan dan pikiran
yang khas, suatu keadaan biologis dan ada kecenderungan untuk bertindak.
Sedangkan Coper dan Sawaf menyebutkan bahwa emosi merupakan gerakan
untuk mengeluarkan perasaan sehingga dapat menggerakkan seseorang,
sebagai sumber energy.
Dapat disimpulkan bahwa, emosi adalah jiwa
yang mempunyai kekuatan dan kedalaman sehingga dapat menggerakkan diri
dengan semangat dan sumber energy.
Frestialdi (2008), menyebutkan bahwa ada tujuh fungsi emosi bagi manusia yaitu :
1. Menimbulkan respon otomatis sebagai persiapan menghadapi krisis.
Bayangkan
jika seseorang tiba-tiba bertemu dengan ular. Mungkin seseorang itu
akan merasa terkejut dan lalu melompat. Karena terkejut itulah maka ia
selamat dari gigitan ular. Artinya, keadaan krisis bisa dilewati karena
seseorang itu memiliki respon otomatis.
2. Menyesuaikan reaksi dengan kondisi khusus.
3. Memotivasi tindakan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu..
4. Mengomunikasikan sebuah niat pada orang lain.
5. Meningkatkan ikatan sosial
.
Adanya emosi yang positif seperti rasa bahagia, penerimaan, sayang,
kegembiraan, kedamaian, akan membuat hubungan sosial yang ada semakin
erat
6. Mempengaruhi memori dan evaluasi suatu kejadian
7. Meningkatkan daya ingat terhadap memori tertentu
2.2 Pengertian Bahasa
Secara
etimologis, kata verbal berasal dari verb (bahasa Latin) yang berarti
word (kata). Word merupakan terjemahan dari bahasa Yunani, rhema, yang
berarti ‘sesuatu’ yang digunakan untuk menggambarkan tindakan,
eksistensi, kejadian, atau peristiwa, atau ‘sesuatu’ yang digunakan
sebagai pembantu atau penghubung sebuah predikat.
Jalaluddin Rakhmat
(1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara
fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa
hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota
kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan
sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut
peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana
kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.
Menurut
Irapurwitasai (2009), Bahasa dapat membantu kita untuk memiliki
kemampuan memahami dan menggunakan symbol, khususnya symbol verbal dalam
pemikiran dan berkomunikasi. Bahasa terbagi menjadi bahasa verbal dan
non verbal. Kata ‘verbal’ sendiri berasal dari bahasa Latin, verbalis,
verbum yang sering pula dimaksudkan dengan ‘berarti’ atau ‘bermakna
melalui kata-kata’, atau yang berkaitan dengan ‘kata’ yang digunakan
untuk menerangkan fakta, ide, atau tindakan yang lebih sering berbentuk
percakapan lisan daripada tulisan. Dengan demikian dapat dijelaskan
bahwa komunikasi verbal adalah bahasa – kata dengan aturan tata bahasa,
baik secara lisan maupun secara tertulis. Dan hanya manusia yang dapat
melambangkan keadaan dunia melalui bahasa.
Tatabahasa meliputi tiga
unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi merupakan pengetahuan
tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Sintaksis merupakan pengetahuan
tentang cara pembentukan kalimat. Semantik merupakan pengetahuan tentang
arti kata atau gabungan kata-kata.
Menurut Larry L. Barker (dalam
Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi: penamaan (naming atau
labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
Penamaan atau
penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau
orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
Fungsi
interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang
simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
Melalui
bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang
disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi
transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu,
masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi
kita.
Jalaludin Rakhmat (1994) mengelompokkan pesan-pesan nonverbal sebagai berikut:
Pesan
kinesik. Pesan nonverbal yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti,
terdiri dari tiga komponen utama: pesan fasial, pesan gestural, dan
pesan postural.
Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan
makna tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wajah dapat
menyampaikan paling sedikit sepuluh kelompok makna: kebagiaan, rasa
terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minat,
ketakjuban, dan tekad. Leathers (1976) menyimpulkan
penelitian-penelitian tentang wajah sebagai berikut: a. Wajah
mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan taksenang, yang
menunjukkan apakah komunikator memandang objek penelitiannya baik atau
buruk; b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak berminat pada orang
lain atau lingkungan; c. Wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan
dalam situasi situasi; d. Wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian
individu terhadap pernyataan sendiri; dan wajah barangkali
mengkomunikasikan adanya atau kurang pengertian.
Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai makna.
Pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang dapat disampaikan adalah:
a.
Immediacy yaitu ungkapan kesukaan dan ketidak sukaan terhadap individu
yang lain. Postur yang condong ke arah yang diajak bicara menunjukkan
kesukaan dan penilaian positif;
b. Power mengungkapkan status yang
tinggi pada diri komunikator. Anda dapat membayangkan postur orang yang
tinggi hati di depan anda, dan postur orang yang merendah;
c.
Responsiveness, individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungan
secara positif dan negatif. Bila postur anda tidak berubah, anda
mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
Pesan proksemik
disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur
jarak kita mengungkapkan keakraban kita dengan orang lain.
Pesan
artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik.
Walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam
hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya
(body image). Erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk
citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik.
Pesan paralinguistik
adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan dengan cara mengucapkan
pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang
berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana
(2005) disebutnya sebagai parabahasa.
Pesan sentuhan dan bau-bauan.
Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang mampu menerima dan membedakan
emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan dengan emosi
tertentu dapat mengkomunikasikan: kasih sayang, takut, marah, bercanda,
dan tanpa perhatian.
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan
(wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan
pesan –menandai wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional,
pencitraan, dan menarik lawan jenis.
2.3 Hubungan Emosi dan Bahasa
Banyak
orang mengatakan, bahasa adalah alat komunikasi. Tentu saja pernyataan
ini tepat, karena dengan bahasa komunikasi antara manusia dapat
terjalin. Namun, apakah fungsi bahasa hanya terbatas sebagai alat
komunikasi?
Bahasa memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai alat
ekspresi, integrasi, untuk tujuan praktis,artistik dan filosofis.
Melalui bahasa, manusia dapat mengekspresikan apa yang tengah dirasakan
atau dipikirkan. Pikiran dan perasaan tersebut direalisasikan dalam
bentuk ragam bahasa verbal dan nonverbal. Contohnya, ketika seseorang
sedang sedih atau senang akan mengekspresikannya dengan menulis buku
harian, menulis puisi, lirik lagu, cerita ataupun karya tulis atau pun
bentuk bahasa tulis lainnya. Sedangkan ekspresi bahasa non verbal, yaitu
ketika manusia mengekspresikan emosinya dengan menangis, menari,
melontarkan kalimat – kalimat amarah, dan lain – lain. Dengan
membahasakan ekspresi tersebut manusia akan merasa tenang dan terbebas
dari tekanan emosi yang dirasakannya.
Sebagai contoh kasus yang riil
adalah video luapan emosi Marshanda. Aksi nekat yang ia lakukan tersebut
merupakan ekspresi dari emosi yang ia miliki. Dalam video itu, ia
menangis, berteriak, menyanyi meluapkan emosinya secara non verbal.
Entah tindakannya tersebut hanya untuk mencari perhatian semata atau
memang murni diluar kesadaran. Apapun itu, aksi tersebut jelas
menggambarkan bagaimana bahasa memiliki fungsi ekspresif, sarana efektif
dari belenggu yang menghimpit batin. (Rizki Sunaryo 2009).
Eksperimen
pertama tentang bahasa dilakukan pada abad ke tujuh oleh raja Mesir,
Psammetichus. Kata orang, dia meninggalkan dua orang bayi di gunung yang
terpencil yang dimaksudkan untuk menemukan bahasa asli dari manusia.
Yang terjadi kemudian pada abad ke-4 SM dalam dialog pada Cratylus,
Plato tentang pada asal mula alam dan asal kata-kata. Karena
ketertarikan pada Emosi, pada zaman modern Darwin telah membuat hal yang
paling penting dan disebutkan pada setiap studi tentang emosi. Walaupun
begitu, kita telah mencatat dari diskusi orang-orang Yunani tentang
emosi dan temperamen dan peran dari cairan tubuh yang menyebabkan
emosi.
Karakteristik bahasa
• semantic : yang berkaitan dengan arti kata
• arbitrariness : hubungan intrinsik antara unit bahasa dengan pengertiannya
• displacement : bahasa bisa mengkomunikasikan informasi tentang hal-hal di lain tempat atau waktu
•
productivity : menggunakan jumlah yang terbatas dari unit-unit
pengertian dalam bahasa yang diberikan, terdapat jenis yang tidak
terbatas yang bisa diekspresikan dari kombinasi yang berbeda
•
traditional transmission : terdapat peran yang penting dalam mengajarkan
dan mempelajari dalam penyebaran bahasa yang diberikan dari generasi ke
generasi (Crystal, 1987)
Emosi bukan hanya pengalaman-pengalaman
subjektif belaka, emosi mempunyai berbagai fungsi. Seperti kesiapan
untuk aksi melalui pengerahan dan koordinasi dari bermacam-macam
mekanisme fisiologis, membentuk perhatian dan persepsi, memfasilitasi
memori, membentuk perilaku untuk tujuan yang langsung pada aktivitas,
beradaptasi dengan perubahan tuntutan sosial, mempengaruhi perilaku yang
lain,dan membantu pembuatan keputusan (Panskeep, 1998).
Linguistik dan Ekspresi Emosi pada orang dewasa
Sistem Bahasa
Bahasa yang Diucapkan
Bahasa
yang diucapkan (speech) berarti bahasa yang secara spesifik dihasilkan
melalui oral channel (mulut) dan dimengerti melalui auditory channel
(telinga).
Karakteristik umum:
1. broadcast transmission: pembicaraan dapat didengar oleh beberapa pendengar dalam jarak pendengaran
2. rapid fading : pembicaraan bersifat sementara,
2. rapid fading : pembicaraan bersifat sementara,
3. specialization : pembicaraan hanya berfungsi sebagai komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar