Rabu, 27 Maret 2013

SIKLUS HIDUP MANUSIA

SIKLUS HIDUP MANUSIA

 
Gambar 1 :  Siklus hidup manusia
  • Dimulai dari kehidupan intra uterin
  • Hasil dari sistem reproduksi
  • Bertahan  spesies manusia tergantung   pada sistem reproduksi laki-laki dan wanita
  • Fungsional dan kendali tergantung pada : Sistem neuroendokrin



Bila memperhatikan gambar 1 tentu akan bingung menentukan dari mana siklus ini berawal atau mulai. Akan tetapi yang penting adalah bagaimana mempertahankan agara siklus tersebut utuh tidak terhenti oleh aborstus saat masih menjadi janin dan juga tidal terjadi kematian sampai ajal menjemput di usia lanjut

Periode Siklus HidupManusia Sesudah bayi lahir

  • Bayi :   0 – 1 tahun
  • Anak – anak  :  1 tahun – remaja
  • Remaja   :
    • Tubuh : matang secara seksual
    • Perubahan terjadi karena fisik dan hormonal
  • Dewasa  :
      • Tubuh pelan-pelan menurun
      • Perubahan nyata : – rambut mulai rontok dan menurun nya aktivitas
Siklus Hidup Manusia akan berhasil dengan sukses bila
    • Bayi bisa bertahan sesudah proses persalinan dan dapat melanjutkan ke tahap berikut nya  dari Siklus Hidup dengan tumbuh dan kembang secara optimal
    • Bayi tidak menderita Kelainan Bawaan Berat, terutama :
      • Kelainan bawaan Susunan Saraf pusat
      • Lahir  kurang bulan atau cukup bulan tetapi bukan imatur atau BBLSR  = Berat Lahir Sangat Rendah
Siklus hidup ini akan terganggu apabila bayi tidak mendapatkan pelayanan yang optimal dan mempunyai kelainan., sehingga akan tergambar sebagai berikut :

Gambar 2. Bayi dengan gangguan

Tumbuh kembang

Seorang bayi yang sudah lahir akan mengalami proses tumbuh kembang sesuai dengan potensi masing masing
Tumbuh adalah proses bertambahnya jumlah dan besar sel sel yang dapat diukur dengan ukuran antropometri sepertyi : berat lahir, berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar lengan atas  dlll
Sedangkan kembang adalah matang nya fungsi sel sel otak dan otot motorik yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran anak dalam melakukan kegiatan atau aktifitas yang dapat diukur dengan berbagai cara atau  metode.
Tumbuh kembang dipengaruhi pleh banyak faktor seperti gambar berikut :
Gambar 3 . Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Tahapan tumbuh kembang :
Bayi manusia bukanlah bayi binatang yang begitu lahir langsung dapat berjalan dan cari makanan atau minuman sendiri tetapi bayi manusia akan tumbuh dan kembang secara bertahap. Bayi akan tumbuh kalau sehat dan mendapat asupan gizi yang cukup dan seombang. Bayi akan kembang kalau mendapatkan stimulasi ayau tangsang yang cukup memadai. Bayi akan kembang melalui tahapan atau jenjang perkembangan yang disebut dengan : ”milestone” atau batu pijakan atau trap atau yang juga dikenal sebagai : ” Faal statis ”
Gambar 4 di bawah menunjukkan ” milestone ” awal perkembangan bayi mulai dari lahir yang belum bisa melihat dengan terang, belum bisa tersenyum sampai tahapan tengkurap dan memperhatikan atau melihat sesuatu. Tahapan ini tentu sesuai dengan Gambar 3 tentang Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang.  Mulai tahap ini sudah harus dimulai  intervensi orang tua yang dikelompokkan menjadi :

  • ASUH:
    • Memberi minum dan makanan bergizi
      Memberi imunisasi
  • ASIH :
    • Memberi perhatian
      Memberi kasih sayang
  • ASAH
    • Stimulasi mental dini
    • Memberi pendidikan dan    pembelajaran
    • Memberi pendidikan agama
Gambar 4. Milestone awal perkembangan bayi
  • ASUH:
Otak  manusia :
Otak manusia laksana sebuah computer raksasa atau suatu jejaring ( network) yang mempunyai fungsi :
  • LUHUR
  • MOTORIK
  • SENSORIK

Gambar 5 : Otak manusia





Gambar 6 > Perkembangan Otak manusia
Periode Emas Pertumbuhan Otak
  • Periode tercepat pertumbuhan otak  2 bln sebelum lahir s/d 4 thn
  • Periode rawan/ kritis à 1 kali seumur hidup



Tabel 1, Fase Penambahan Berat Otak

Usia
BB
Berat Otak (g)
Rasio BO/BB (%)
Lahir 3.5 350 10
1 tahun
2 tahun
Wanita Dws
Pria Dws
Tujuan pemberian nutrisi yang baik
    • Menyediakan kalori dan nutrisi yang cukup
    • Menjamin Tumbuh kembang Optimal

ASI   (  AIR SUSU IBU )
  • Minuman optimal hampir seluruh bayi baru lahir  karena mengandung :
    • Faktor  immunologik dan antibakterial
    • hormones, enzym, dan peptida
      • Tdk terdpt pada minuman alternatip lain
      • Nilai nutrisi tinggi dp susu formula :
      • Protein
      • Lemak  :   LC  PUFA
      • Trace element
      • Pengosongan  dan toleransi lambung lb cepat

Air  Susu  Ibu Untuk awal yang terbaik
  • Unsur gizi tepat
  • Hub. Psikologis
  • Ekonomis
  • Mengandung zat kekebalan
  • Mengandung Nutrisi penting :ALFA PROTEIN, AA & DHA, Vitamin, Mineral, Karoten alami, Nukleotida, dan ,lutein
Menurut penelitian
Bayi yang diberi ASI, kecerdasannya lebih tinggi daripada bayi yang diberi formula


Makanan Pendamping ASI
  • ASI eksklusip : 6 bulan
  • Makanan tambahan  : 6 bulan
    • Saluran cerna  siap menerima makanan
    • Susu Formula
    • Bubur susu
    • Sari buah
  • 1 tahun Makanan / Menu keluarga
Gizi
  • Seimbang  :
    • Kalori
    • Protein
    • Lemak
    • Vitamin
    • Mineral
    • “ Trace element “
Pantau
Tumbuh Kembang
KMS   &    Si DTK



Imunisasi AGAR  Sehat
Diwajibkan Dianjurkan
Hepatitis B Polio
BCG
DPT
Cmpak
HIB
DPaT
Hepatitis A
MMR
Pneumonia


Cerdas
Stimulasi  dini
Lingkungan yang kondusip
Dicintai  & mencintai
Emosi berkembang secara normal
Respons positip
IQ & DQ  dan Potensi Akademik baik

CERDAS
  • Pendidikan formal
  • Pendidikan informal
  • Stimulasi sesuai dengan Umur

Organ yg mempengaruhi kecerdasan
  • Penglihatan / Mata
  • Otak dan SSP
  • Telinga
  • Otot
Perkembangan Visual sejalan dengan perkembangan Otak
  • Melihat
  • Merekam
  • Belajar (mengenal bentuk, warna, ukuran, dll. )
  • Bagian penting mata untuk menangkap       objek yang dilihat : RETINA ( pusat            penglihatan )

  • Retina sangat rentan terhadap kerusakan       akibat bahaya sinar biru
Mata
Bayi dilahirkan dengan lensa :
–        relatif  jernih/bening yang secara bertahap dan
alami berubah menjadi kuning sejalan
dengan usia.
Risiko terbesar kerusakan  :  akibat sinar biru dialami anak usia dini.
Sekitar 70-80% sinar biru dapat
mencapai retina pada usia 0-2 tahun
60-70% pada usia 2-10 tahun,

Ringkasan

Anak merupakan harapan masa depan
Harus dipersiapkan sejak dini
Ibu hamil juga harus disiapkan
Saat lahir — periode kritis — Cegah jangan sampai terjadi asfiksia
Bayi —– Tumbuh Kembang — harus optimal
Tumbuh Kembang :  perlu  Asih, Asah dan Asuh
Peran Orangtua, keluarga dan masyarakat sangat penting
Anak Sehat: Jasmani, Rohani dan Sosial
Anak Cerdas  perlu organ yg sehat , rangsang dini dan pendidikan
Berakhlak mulia
Tumbuh Kembang :  perlu  Asih, Asah dan Asuh
Peran Orangtua, keluarga dan masyarakat sangat penting
Anak Sehat: Jasmani, Rohani dan Sosial
Anak Cerdas  perlu organ yg sehat , rangsang dini dan pendidikan
Berakhlak mulia


IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepesi dalam Rahim (AKDR)


IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepesi dalam Rahim (AKDR)

adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
Jenis-jenis IUD di Indonesia

a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru
 
     IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea. 

b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T

c. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas.
Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

d. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.

Cara Kerja

· Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
· Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
· IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi

Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
· Usia reproduktif
· Keadaan nulipara
· Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
· Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
· Setelah melahirkan dan tidak menyusui
· Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
· Risiko rendah dari IMS
· Tidak menghendaki metoda hormonal
· Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
· Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
· Perokok
· Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
· Belum pernah melahirkan
· Adanya perkiraan hamil
· Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
· Perdarahan vagina yang tidak diketahui
· Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
· Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
· Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
· Penyakit trofoblas yang ganas
· Diketahui menderita TBC pelvik
· Kanker alat genital
· Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
· Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
· IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
· Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
· Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
· Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
· Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
· Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
· Dapat digunakan sampai menopause
· Tidak ada interaksi dengan obat-obat
· Membantu mencegah kehamilan ektopik
· Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian

Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.

Efek Samping dan Komplikasi

 Efek samping umum terjadi:

perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit

Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
·  
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

 Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
· Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
· Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
· Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
· Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
· Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
· Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
· Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
· 2 sampai 4 hari setelah melahirkan
· 40 hari setelah melahirkan
· setelah terjadinya keguguran
· hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
· menggantika metode KB lainnya
Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
· 1 bulan pasca pemasangan
· 3 bulan kemudian
· setiap 6 bulan berikutnya
· bila terlambat haid 1 minggu
· perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

Keluhan-keluhan pemakai IUD
 

Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid.
 Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. 

Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim.  

Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD.

Daftar Pustaka

EPO. (2008). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau Intra Uterine Device (IUD). Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari http://pikas.bkkbn.go.id/jabar/program_detail.php?prgid=2

Krisnadi, S. R. (2002). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Intra Uterine Device (IUD). Diambil pada tanggal 20 Mei 2008 dari http://www.ibuhamil.com/lihat_artikel.php?asal=34&id=1

Unknown. IUD Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Contraseptive for womens). Diambil pada tanggal 20 
Mei 2008 dari http://www.pkmi-online.com/iud.htm

Gejala Klinis Kwarshiokor, Marasmus dan Marasmik-Kwarshiokor


Gejala Klinis Kwarshiokor, Marasmus dan Marasmik-Kwarshiokor




Gejala Klinis Kwarshiokor, Marasmus dan Marasmik-Kwarshiokor


a. Kwashiorkor

  • Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
  • Wajah membulat dan sembab
  • Pandangan mata sayu
  • Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
  • Perubahan status mental, apatis, dan rewel
  • Pembesaran hati
  • Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
  • Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
  • Sering disertai:penyakit infeksi, (umumnya akut)
  • anemia
  • diare.
b. Marasmus:
  • Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit
  • Wajah seperti orang tua
  • Cengeng, rewel
  • Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy pants”)
  • Perut cekung
  • Iga gambang
  • Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang),
  • diare
c. Marasmik-Kwashiorkor:

  • Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klnik Kwashiorkor dan Marasmus, disertai edema yang tidak mencolok
Kwarshiokor, Marasmus dan Marasmik-Kwarshiokor merupakan gejala klini KEP (kurang Energi Protein) berat/gizi buruk..

KEP (Kurang Energi Protein) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Aplikasi Teori Orem (Self Care) dalam Keperawatan

Aplikasi Teori Orem (Self Care) dalam Keperawatan




Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri).

Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu:

1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal): kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.

2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan): kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.

3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care.

Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:
  1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup, pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan dan peningkatan integritas fungsional.
  2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di setiap periode dalam daur hidup.
  3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturan untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu:
  1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi (sistem pengganti keseluruhan).
  2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (sistem pengganti sebagian).
  3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem dukungan/pendidikan).

APLIKASI TEORI OREM

Klien dewasa dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.

Klien dewasa dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai sejahtera / kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat menurut teori self-care berperan sebagai pendukung/pendidik bagi klien dewasa dengan Diabetes Mellitus terkontrol untuk tetap mempertahankan kemampuan optimalnya dalam mencapai sejahtera.

Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor internal dan eksternal, factor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun factor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien tinggal.

Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan teori Orem yaitu:

1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal), kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama siklus hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien DM, kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai, dan pemantauan kadar glukosa darah.
 
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan), klien dengan DM mengalami perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan fisik pada klien dengan DM antara lain, menimbulkan peningkatan dalam berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya tinggi).

3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan kesehatan), kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang-kejang, takikardi, dan hemiparesis. Pada klien dengan DM terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang dimiliki. Klien DM akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh lainnya).

Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh klien dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah perawat mulai bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan kondisi aktual klien yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus yang diderita oleh klien.

PROSES KEPERAWATAN










Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap orang.
Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:
  • Merupakan kerangka berpikirdalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas.
  • Bersifat teratur dan sistematis.
  • Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain
  • Memberikan asuhan keperawatan secara individual
  • klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien
  • Dapat digunakan dalam keadaan apapun
Dalam proses keperawatan terdapat empat tahapan yaitu:

•1. Pengkajian

Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
  1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.
  2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
  3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
  4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
  • Melakukan interview/wawancara.
  • Riwayat kesehatan/keperawatan
  • Pemeriksaan fisik
  • Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik).
•2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.

The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
  • Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan keperawatan.
  • Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
•3. Intervensi

Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.
Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengkualifikasian seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan oleh perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.

•4. Evaluasi

Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994)

Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.

Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan.
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)

Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA
Chase, S. (1994). Clinical Judgement by critical care nurse: An ethnographic study. In R. M. Carroll-Johnson 7 Pacquette (Eds), Classification of nursing diagnosis: Proceedingof the ninth conference, North American Nursing Diagnosis Association (pp. 367-368). Philadelphia: J.B. Lippincott.
Lunney; M. (1992). Divergent productie thinking factors and accuracy of nursing diagnoses. Research in Nursing and Health, 15(4), 303-312.

Keperawatan Dasar - Pembentukan Gamet (Gametogenesis)

Keperawatan Dasar

Pembentukan Gamet (Gametogenesis)

Proses pembentukan gamet atau sel kelamin disebut gametogenesis, ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang/ 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis,

Spermatogenesis

Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
1. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
2. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
6. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak prosesnya lebih lanjut:
1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).

PROSEDUR PEMASANGAN INFUSE

Prosedur Pemasangan Infus 

 

Gambar. Tiang (Standar) Infuse

PROSEDUR PEMASANGAN INFUSE 



Pengertian  : Tata cara pemasangan jalur pemberian cairan infuse melalui Pembuluh vena perifer.

Tujuan : Didapatkan jalur pemberian cairan infuse yang aman,aseptik dan Benar.

Kebijakan : Pelaksana pemasangan bisa Dokter konsulen,Dokter rungan,Para Medik terlatih secara internal RS yang diberi kewenangan melakukan tindakan yang dibantu satu atau lebih tenaga medik/Paramedik/pembantu paramedik.


Gambar  beberapa jenis cairan infuseRL, NaCl, dan D 5%


Prosedur Pemasangan infus   :

1. Intruksi pemasangan infuse dari Dokter tercatat lengkap dan Jelas pada rekam medik atau secara lisan
     pada keadaan darurat bila ada kurang dimengerti segera tanyakan pada Dokter yangmemberi intruksi.

2. Persiapan :
  1. Meja/trolly serupa meja suntik tersedia diatasnya: IV catheter yang akan digunakan.IV catheter cadangan atau wing needle.Transfusion set/infusion set terbungkus steril, kapas alkohol 70%,Bethadine, kasa steril, plester/hypafik, spalk, larutan infuse yang akan diberikan.
  2. Standar infuse.
  3. Pencahayaan yang baik.
  4. Tutup ruang pasien agar pelaksana dapat lebih konsentrasi
    1. Beritahukan kepada pasien tentang pemasangan infuse dan tenangkan pasien.
    2. Persiapkan cairan yang akan diberikan dengan menusukan bagian tajam infusion set kedalam botol larutan infuse. Buka saluran hingga cairan infuse memenuhi seluruh selang tanpa menyisakan udara dalam selang infuse.
3. Lakukan pemasangan infuse.
  1. Tentukan lokasi pemasangan ,sesuaikan dengan keperluan rencana pengobatan, punggung tangan kanan/kiri, kaki kanan/kiri,1 hari/2 hari. Contoh pasien struma IV line dikaki kiri/kanan, Tumor mamae  IV Line ditangan sisi berlawanan pasien shock  : 2 line  atau vena sectie,  pasien stroke pada sisi yang tidak lumpuh
  1. Ligasi bagian proximal dari lokasi vena yang akan ditusuk  menggunakan ligator khusus.
  2. Lakukan tindakanaseptik dan antiseptik.
  3. Kencangkan kulit dengan  memegang tangan/kaki dengan tangan kiri,siapkan IV catheter ditangan kanan.
  4. Tusukkan jarum sedistal mungkin dari pembulu vena dengan lubang jarum menghadap keatas, sudut tusukan 30-40 derajat arah jarum sejajar arah vena, lalu dorong.
  5. Bila jarum masuk kedalam pembuluh vena,darah akan tampak masuk kedalam bagian reservoor jarum . hentikan dorongan.
  6. Pisahkan bagian jarum dari bagian kanul dengan memutar bagian jarum sedikit .Lanjutkan mendorong kanul kedalam vena secara perlahan sambil diputar sampai seluruh kanul masuk.
  7. Cabut bagian jarum seluruhnya perhatikan apakah darah keluar dari kanul . tahan bagian kanul dengan ibu jari kiri.
  8. Hubungkan kanul dengan infusan / tranfusion set .buka saluran  infuse perhatikan apakah tetesan lancar.perhatikan apakah lokasi penusukan membengkak,menandakan elestravasasi cairan sehingga penusukan harus diulang dari awal.
  9. Bila tetesan lancar,tak ada ekstravasasi lakukan fiksasi dengan   plester /hypafix dan pada bayi/balita diperkuat dengan spalk ,
  10. kompres dengan kasa betadhin pada lokasi penusukan.
  11. Atur tetesan infuse sesuai intruksi.(gtt)
  12. Laksanakan proses administrasi ,lengkapi berita acara pemberian infuse ,catat jumlah cairan masuk dan keluar,catat balance cairan selama 24 jam setiap harinya,catat dalam perincian harian ruangan.

Gambar infusion set


Gambar abocath


Gambar kelengkapan peralatan pemasangan infus




4.Bila sudah tidak diperlukan lagi, pemasangan infuse di stop, IV Catheter dapat dilepas dengan cara:
  1. Tutup saluran infuse.
  2. Lepaskan plester dengan bantuan bensin.
  3. Tindihkan kapas alkohol pada lokasi tusukan, cabut kanul IV catheter .
  4. Kapas difiksasi dengan plester.
  5. Seluruh alat infuse dibuang pada tempat sampah medis.

Selasa, 26 Maret 2013

TIPS-TIPS HIDUP BAHAGIA (HOW TO CREATE A HAPPY LIFE)

TIPS-TIPS HIDUP BAHAGIA (HOW TO CREATE A HAPPY LIFE)  

01. Selalu bangun sebelum matahari terbit dan tidur sebelum jam 11 malam. (Get up early in the morning before sunrise and sleep before 11 p.m.) 
 

     02.Pada pagi hari merenungkan nama-nama Tuhan (Alloh, Swt) dan selalu mengucapakan doa sesuai dengan kepercayaan Anda. (Mediate on God, recite his name continuously according to your belief.)

    03.Lakukan olahraga fisik selama 30 menit terutama gerakan badan, yaitu gerak tubuh dan membersihkan nafas dengan lakukan pernafasan dengan latihan pengaturan pernafasan. (Do physical exercise for 30 minutes and particularly and breathing exercises.) 
   
    04. Mulailah pagi Anda dengan senyum dan berbicaralah dengan penuh kebahagiaan dan hormat kepada siapapun di sekitar Anda. (Start morning with the positive atmosphere and learn to smile at people close to you. Pay respect whoever is around you in the morning.)

     05. Sebelum melakukan aktivitas seperti ke kantor atau sekolah, luangkan waktu selama 2 menit dan mohon doa kepada Tuhan (Alloh, Swt) agar hari ini dapat dilalui dengan senyuman dan tidak akan marah kepada siapapun. Bila ada masalah, hadapilah dengan tenang dan tidak panic. (Mediate 2 minutes before leaving for your daily work like office or school, university, etc. Pray to God “Oh God, protect me so that I can finish all my work today without any abstacle and solve all problems without getting worried”)
    
     06. Bila melihat kesalahan yang dilakukan seseorang, jangan langsung marah atau menjelekkan, mengkritik, melainkan hadapi dengan tenang. Lalu bila Anda tidak senang, katakana bahwa Anda mengalami kesulitan melakukan hal tersebut dan akan membantu di kemudian hari. (If someone makes a mistake, don’t get angry quickly but try to understand why he or she had made the mistake. Don’t backbite, criticize. Keep your mind calm. If you don’t like someone or do not want to help someone, just calmly tell him or her that you are facing difficulties at that time. But if things are good you will try best to do the needful.)     
     
     07. Luangkan waktu 1 jam untuk bersenda gurau dengan anak-anak atau dengan siapapun di sekitar Anda. (Try to spare an hour to relax and joke with children or whoever is close to you.)
    
    08. Luangkan sedikit waktu pada pagi atau sore hari dengan melakukan kontak fisik dengan alam seperti menyapu, menyiram, berkebun, dan menanam pohon. Ini akan sangat membantu pikiran Anda menjadi tenang dan akan menumbuhkan sikap saying terhadap semua makhluk. (Spare sometimes to serve mother earth like gardening, cleaning, and planting etc. This will create love within and help in developing compassion.)  
    
    09. Bila Anda marah, cemas, atau sedang kesal kepada seseorang, jangan langsung makan. Tenangkan pikiran sejenak dan baru makan. Bila Anda makan pada saat kesal dan marah, maka makanan itu akan menjadi racun dan tidak akan berguna bagi tubuh dan pikiran Anda. (If you are too stressed, angry, worry just don’t eat and go for fasting till you calm completely. But if you eat while too much anger, stress, the food will become a poison and your digestion system will become weak. Hence, you are inviting new disease by doing so.)
     
     10. Selalu ingat bahwa apapun yang terjadi dulu pada hidup kita, dan apapun yang tidak terjadi, itu justru lebih baik. Melihat dua hal ini, kita dulu dalam kesedihan, kehilangan, kekalahan, tetapi tetaplah tenang dan berpikir positif bahwa melalui peristiwa ini, kita dapat lebih waspada dan introspeksi diri. (Remember always whatever happens to you is always for the good cause. And whatever does no happen is for the better. Therefore, in both situation happiness or sadness, lose or defeat, be calm and think positive that by this incident you have learnt great lesson and now will be more careful and will not repeat the same mistakes.)

11. Makan makanan yang bersih dan kurangi makan daging. Berusaha makan makanan yang dibuat sendiri di rumah ole Ibu ataupun istri menjadi makanan sehari-hari. (Eat clean food and reduce the meat from your menu. Try to have meal which is prepared at home. Food made at home will give you more positive energy then eaten at outside.)



12. Sebelum tidur pada malam hari, cucilah kaki dan muka serta pijat kepala dengan minyak sebentar agar tidur dengan sempurna. Sebelum tidur selalu ingat untuk berdoa kepada Tuhan bahwa telah berusaha untuk berbuat baik dari pagi sampai malam, dan memohon semua kesalahan dapat dimaafkan dan sekarang dapat tidur dengan nyenyak. (Clean your feet and mouth by water before go to bed in the night, try to massage your head 3-4 minutes with oil so that you can have sound sleep. Remember and contemplate on God and feel that you have completed the job with nicely and if any mistakes made knowingly or unknowingly, “Oh God, do forgive and give me now a sound sleep so that I can rest completely in your lap. And when I get up early morning next day, I get up with smile and with the new energy”)